Jumat, 16 September 2011

Analisa Sistem Informasi - Tugas 1

Nama : Mochamad Rifai Idris

NIM : 10.41010.0153

Dosen : Didiet Anindita A



1. Transaction Processing System (TPS)
Transaction Processing System (TPS)
Transaction Processing System (TPS) adalah sistem informasi yang terkomputerisasi yang dikembangkan untuk memproses data-data dalam jumlah besar untuk transaksi bisnis rutin seperti daftar gaji dan inventarisasi.

TPS menghapus rasa bosan saat melakukan transaksi operasional sekaligus mengurangi waktu meskipung orang masih harus memasukkan data ke sistem keomputer secara manual
Transaction processing System merupakan sistem tanpa batas yang memungkinkan organisasi berinteraksi dengan lingkungan eksternal, karena menajer melihat data-data yang dihasilkan oleh TPS untuk memperbaharui informasi setiap menit mengenai apa yang terjaddi di perusahaan mereka. Dimana hal ini sangat penting bagi operasi bisnis dari hari ke hari agar sistem-sistem ini dapat berfungsi dengan lancar dan tanpa interupsi sama sekali pada dunia usaha proses-proses yang mengacu pada transaksi pertukaran barang atau uang atau jasa disebut dengan Transaction Processing System (TPS).

Beberapa jenis subsistem yang ada pada TPS adalah :
  1. Payroll : Pembayaran upah / gaji karyawan
  2. Order Entrya / order Processing : Mencatat pembelian untuk konsumen
  3. Invoicing : Menghasilkan Faktur
  4. Inventory : Mengelola barang supaya selalu tersedia
  5. Shipping : Menyerahkan barang dari perusahaan sampai diterima oleh konsumen
  6. Accounts receivable : Mengelola file konsumen & menyerahkan tagihan ke konsumen
  7. Purchasing : mengkoordinasi pembelian barang kepada konsumen
  8. Receiving : Menerima barang dari pemasok/supplier pengembalian barang (retur) dari konsumen
  9. Account Payable : Mengelola pembayaran tagihan kepada pemasok / supplier
  10. General Ledger : Mengikat subsistem diatas menjadi satu & menghasilkan satu laporan
Gambar 1 (Contex TPS)


2. Office Automation System (OAS)1. Sekilas Tentang Office Automation System (OAS).

Office automation system (OAS) bisa disebut juga dengan Virtual Office (VO), system ini berfungsi untuk mengotomatisasi kegiatan yang ada di kantor. Tujuan akhir dari OAS ini adalah mengurangi penggunaan kertas (paperless), peningkatan kecepatan, ketepatan, keamanan kerja di kantor dan meningkatkan produktivitas kerja. Untuk mencapai tujuan OAS digunakan penggabungan berbagai teknologi IT (teknologi komputer dan internet).

OAS diperkenalkan pada tahun 1960-an, ketika IBM mulai memasarkan komputernya kemudian OAS mulai berkembang tahun 1970-an. OAS mencakup semua sistem komunikasi formal & informal dari orang didalam maupun diluar perusahaan. Secara garis besar OAS mencakup penggunaan :

1. Komunikasi informasi
2. Sistem elektronik (penggunaan komputer dan pelengkapnya)
3. Penggunaan internet

Sebagai contoh negara yang telah memperoleh manfaat dari OAS adalah India. India telah membangun suatu jaringan komputer nasional yang murah, menghubungkan 430 distrik. Tersedianya jaringan ini memungkinkan proyek-proyek besar tentang piranti lunak dapat dikejakan bersama-sama dan diorganisasikan dengan menggunakan electronic mail dan pertukaran data.

Dampak
lainnya adalah perusahaan-perusahaan piranti lunak India saat ini juga melakukan pengambangan-pengambangan piranti lunak paket yang kemudian dipublikasikan oleh perusahaan-perusahaan Amerika. (http://www.elektroindonesia.com/elektro/no7a.html). Maknanya adalah salah satu komoditi India adalah piranti lunak tingkat dunia dan dikerjakan oleh orang-orang yang tidak saling ketemu secara fisik, geografis berjauhan tetapi pekerjaan tetap selesai dengan sinergis.


Gambar 2. Front Office Automation System


3. Knowledge Work System (KWS)
Knowledge managemen system merupakan strategi untuk meningkatkan efektifitas dan pelaung/ kesempatan pengembangan kopetensi (Ningky, 2001).
Beberapa hal yang perlu dilakukan untuk menumbuhkan budaya berbagi pengetahuan diantaranya:
  1. Menciptakan know-how dimana setiap orang berkesempatan dan bebas menentukan cara baru untuk menyelesaikan tugas dengan berinovasi serta peluang untuk mensinergikan pengetahuan eksternal ke dalam institusi.
  2. Menangkap dan mengidentifikasi pengetahuan yang dianggap bernilai dan dipresentasikan dengan cara yang logis.
  3. Penempatan pengetahuan yang baru dalam format yang mudah diakses oleh seluruh pegawai dan pejabat.
  4. Pengelolaan pengetahuan untuk menjamin kekinian informasi agar dapat direview untuk relevansi dan akurasinya.
  5. Format pengetahuan yang disediakan di portal adalah format yang user friendly agar semua pegawai dapat mengakses dan mengembangkan setiap saat.
Gambar 3. (Bagan Knowledge Management System)


Knowledge Management System (KMS) menginspirasi tumbuh kembagnya budaya saling berbagi pengetahuan (share knowledge). Manfaat KMS yaitu mecnciptakan, mendokumentasikan, menggolongkan, dan menyebarkan knowledge/pengetahuan dalam organisasi.

4. Management Information System
Management Information System (MIS) merupakan bagian dari pengendalian internal suatu bisnis yang meliputi pemanfaatan manusia, dokumen, teknologi, dan prosedur oleh akuntansi manajemen untuk memecahkan masalah bisnis seperti biaya produk, layanan, atau suatu strategi bisnis.

Sistem
informasi manajemen dibedakan dengan sistem informasi biasa karena SIM digunakan untuk menganalisis sistem informasi lain yang diterapkan pada aktivitas operasional organisasi. Secara akademis, istilah ini umumnya digunakan untuk merujuk pada kelompok metode manajemen informasi yang bertalian dengan otomasi atau dukungan terhadap pengembalian keputusan manusia, misalnya sistem pendukung keputusan, sistem pakar, dan sistem informasi eksekutif.

Gambar 4. (Alur Sistem Informasi Manajemen)

5. Decision Support System (DSS)
DSS adalah sebuah sistem yang memberikan dukungan kepada seorang manajer, atau kepada sekelompok manajer yang relative kecil yang bekerja sebagai tim pemecah masalah, dalam memecahkan masalah semi terstrukitur dengan memberikan informasi atau saran mengenai keputusan tertentu. Informasi tersebut diberikan oleh laporan berkala, laporan khusus, maupun output dari model matematis. Model tersebut juga mempunyai kemampuan untuk memberikan saran dalam tingkat yang bervariasi.

Gambar 5. (Decision Support System Skema)

Pada dasarnya tujuan dari DSS yaitu untuk mendefinisikan masalah dan memecahkan masalah tersebut. Pendefinisian masalah adalah usaha definisi dari pendekatan system. Ia juga berkaitan dengan fase intelegensi yang di kemukakan oleh simon. Selanjutnya manjer menggunakan informasi untuk memecahkan masalah yang telah diidentifikasi. Hal ini merupakan usaha pemecahan menurut poendekatan sistim dan berkaitan denga fase disain dan pemilihan.

Pada umumnya, lapaoran berkala dan khusus digunakan terutama dalam usaha definisi, dan simulasi dalam usaha pemecahan Laporan berkala dapat di rancang untuk menidentifikasi masalah atau masalah yang kemungkinan besar akan muncul, manjer juga melakukan query terhadap database untuk menemukan masalah atau mempelajari lebih jauh lagi mengenai masalah yang telah di identifikasi. Simulasi dapat juga membuka masalah yang tersembunyi, karna kelemahan
cenderung akan kelihatan menonjol ketika operasi perusahaan diubah secara matematis.

Laporan
berkala dan khusus dapat juga membantu manajer untuk memecahkan masalah dengan cara mengidentifikasi keputusan alternative, mengevaluasi dan memilih alternative tersebut, dan memberikan informasi lanjutan.

6. Expert System (Sistem Pakar)
Expert System atau Sistem Pakar adalah sebuah program komputer yang dirancang untuk memodelkan kemampuan menyelesaikan masalah seperti layakanya seorang pakar (human expert).
Sistem pakar sangat diperlukan pada saat ini, dengan tujuan sistem pakar bisa menjadi alternati pengganti untuk menggantikan seorang pakar karena berbagai hal, contohnya:
  1. Dapat menyediakan kepakaran setiap waktu dan diberbagai lokasi
  2. Secara otomatis mengerjakan tugas-tugas rutin yang membutuhkan seorang pakar
  3. Seorang Pakar akan pensiun atau pergi
  4. Seorang Pakar adalah mahal
  5. Kepakan juga dibutuhkan pada lingkungan yang tidak bersahabat.
Gambar 6. (Ilustrasi Sistem Pakar)

Tujuan dari sebuah sistem pakar adalah untuk mentransfer kepakaran yang dimiliki seorang pakar kedalam komputer, dan kemudian kepada orang lain (nonexpert).
Aktifitas yang dilakukan untuk memindahkan kepakaran:
  1. Knowledge Acquisition (dari pakar atau sumber lainnya)
  2. Knowledge Representation (ke dalam komputer)
  3. Knowledge Inferencing
  4. Knowledge Transfering

7. Group Decision Support System (GDSS)
System penunjang keputusan kelompok atau group decision support system (GDSS) ialah kombinasi dari Komputer, komunikasi, dan teknologi keputusan dan yang digunakan untuk menemukan, merumuskan, dan memecahkan masalah dalam pertemuan kelompok. Tujuan GDSS adalah untuk pertukaran ide, opini, dan preferensi dalam kelompok.

Gambar 8 (Group Decision Support System(GDSS)

9. Executive Support System (ESS)
Executive Support System adalah sistem terkomputerisasi yang menyediakan akses bagi eksektufi secara mudah ke informasi internal dan eksternl yang relevan dengan artical success factor (faktor penentu keberhasilan).
EIS mengintegrasikan data yang berasal dari sumber data internal maupun eksternal, kemudian melakukan transformasi data ke dalam bentuk rangkuman laporan yang berguna. Laporan ini biasanya digunakan oleh manajer dan level eksekutif untuk mengakses secara cepat laporan yang berasal dari seluruh perusahaan dan departemen, sehingga dapat diperoleh pengetahuan yang berguna bagi pihak eksekutif. Laporan ini digunakan untuk menemukan alternatif solusi untuk menekan permasalahan manajerial dan membuat perencanaan keputusan untuk perusahaan.

Karakteristik Data untuk EIS
Format data yang disediakan oleh EIS juga harus memenuhi kebutuhan data para pihak eksekutif. Berikut adalah karakteristik data yang dibutuhkan oleh EIS :
  1. Data yang telah dirangkum (highly summarized data). Pada umumnya, eksekutif lebih mencari rangkuman data, dibandingkan rincian data, untuk membuat keputusan.
  2. Drill down. Menyediakan mekanisme yang memungkinkan eksekutif untuk melakukan drill down, atau melihat rincian data yang menyusun rangkuman data.
  3. Integrasi data dari basis data yang berbeda - beda. Terkadang eksekutif memerlukan data dari basis data on-line, seperti jumlah current budget. Dalam periode tertentu, eksekutif akan memerlukan akses ke rangkuman data yang dikelola secara statis di basis data.
  4. Eksekutif lebih tertarik untuk melihat trend jangka panjang, misalnya lima tahun ke depan.
  5. Informasi menjadi lebih bermakna jika dapat dibandingkan dengan informasi lain yang sejenis. Artinya, EIS harus dapat mengakses data eksternal yang dapat dibandingkan dengan data perusahaan.
  6. Informasi yang disampaikan kepada eksekutif harus dalam bentuk yang ditentukan oleh faktor penentu kesuksesan (critical success factors) yang didefinisikan oleh eksekutif.
Karakteristik EIS :
Dari karakteristik teknologi informasi dan data yang dibutuhkan oleh EIS, serta tujuan dari EIS, maka dapat disimpulkan bahwa sebuah EIS memiliki karakteristik sebagai berikut :
  1. Disesuaikan untuk pihak eksekutif.
  2. Mudah digunakan.
  3. Memiliki kemampuan drill down.
  4. Mendukung kebutuhan data eksternal.
  5. Dapat membantu dalam situasi yang memiliki tingkat ketidakpastian yang tinggi.
  6. Memiliki orientasi masa depan.
Perkembangan Arsitektur EIS
EIS tradisional memiliki dua komponen utama yaitu: (1) basis data terpusat, yang merupakan repositori data yang diekstrak dari berbagai sumber; (2) mesin untuk menganalisa data dan menampilkan hasilnya kepada para eksekutif.

Arsitektur ini sederhana dan mudah untuk dikelola. Karena menggunakan basis data terpusat, query dan analisa dapat diproses dengan cepat. Akan tetapi dalam melakukan ekstraksi dan peng-updatean data dari sumber yang berbeda ke dalam basis data terpusat merupakan permasalahan yang kompleks. Sebab seringkali data tersebut tidak kompatibel antara satu sumber dengan sumber data yang lain. Arsitektur EIS tradisional tidak dapat beradaptasi terhadap inkompatibilitas data. Oleh karena itu, setiap kali terdapat perubahan pada local system, basis data terpusat harus disusun kembali, di-compile ulang, atau bahkan didesain ulang. EIS tradisional hanya mendukung analisis data sederhana yang sudah didefinisikan terlebih dahulu.

Adanya permasalahan ini, mendorong para peneliti untuk mempelajari cara untuk: (1) mengintegrasikan dan mengakses data dari sumber data terdistribusi yang heterogen, dan (2) menganalisa data melalui pendekatan multidimensional.

Teknologi data warehousing dan teknik On-line Analytical Processing (OLAP) telah memberikan banyak kontribusi dalam meningkatkan EIS tradisional. Peningkatan ini mengarah pada terbentuknya arsitektur EIS yang baru, yaitu EIS kontemporer. Pada arsitektur ini, basis data terpusat digantikan fungsinya oleh data warehouse, sedangkan teknik OLAP digunakan untuk analisis data multidimensional dan penampilan informasi. Teknologi data warehousing mengurangi masalah integrasi data. Data dari local system yang berbeda akan diekstrak, dibersihkan, dan ditransformasikan oleh integrator berdasarkan skema data terintegrasi, kemudian disimpan ke dalam data warehouse.


Refrensi
www.ilmukomputer.org
www.unikom.ac.id
www.sortbencmark.org
www.gunadarma.ac.id
www.tenkik-informatika.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Copyright 2011 @ learning for sharing!